Why I Left Fortune Indonesia

Sebelum meninggalkan Fortune Indonesia, teman dan mentor saya pak Yanni Sjahrizal (Executive Creative Director) berkata: “Ngapain lo pindah ke pabrik? Dwi Sapta itu pabrik.”

Setelah 1,5 tahun di Fortune dan memegang 3 jabatan sekaligus (creative head, digital strategist & social media director) yang hanya dibayar 1 jabatan, saya rasa gak akan jauh beda capeknya. Btw, ini bukan alasan kenapa saya pindah.

Saya pindah dikarenakan ingin lebih dekat dengan ibu saya yang baru-baru ini dinyatakan terkena kanker usus stadium 4. Bekerja di Jakarta Selatan yang jauh dan macet, serta lifestyle agency yang seperti tiada jam kerja sangat menyita waktu dari quality time dengan ibu saya. Terus terang, setelah vonis dokter kepada ibu, secara emosional dan mindset saya sudah berubah, tidak sejalan dengan pola kerja DiD Fortune yang kian hari tumbuh kian besar baik secara client dan team. Saya membutuhkan sesuatu yang baru yang dapat saya kendalikan.

Tapi bukan berarti pindah ke Dwi Sapta adalah sebuah hal yang mudah. Its not for the pay. Hari pertama saya langsung tanda-tangan komitmen revenue 4 milyar untuk membangun sebuah divisi digital baru dari nol. This will be a challenge, but I love challenges. Saya berterima kasih kepada bapak Aji Watono dan ibu Maya Watono untuk kesempatannya. I will build you something great.

Yang terbaik adalah saya dapat berada dekat dengan ibu dan menghabiskan banyak waktu dengannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *