Kelas Inspirasi Batch #2

Senang rasanya terpilih menjadi salah satu pengajar volunteer untuk Kelas Inspirasi. Tahun lalu sempat diajak oleh om Rene Suhardono, namun telat mendaftar sehingga hanya berpartisipasi sebagai relawan fotografer cadangan. Alhamdulillah tahun ini berkesempatan untuk ikut serta.

Kelas Inspirasi adalah sebuah program yang bertujuan memberikan inspirasi kepada anak-anak Indonesia agar memiliki cita-cita atau tujuan bagi masa depan, sehingga mereka bisa memacu diri untuk mengejar impian mereka.

Lebih dari 1000 applikasi masuk ke Kelas Inspirasi, dan tanggal 20 Februari 2013 ini akan dilaksanakan di Jakarta. Kota-kota lain yang mengadakan diantaranya adalah Bandung, Solo, dan Makassar. Saya ditempatkan bersama 16 lainnya di kelompok 54 dan ditugaskan di SDN 05 Pesangrahan. Entah kenapa, saya dipilih jadi ketua. Mungkin karena rambut ini? *sigh*

Total kelas di SDN 05 sendiri ada 16 kelas total dari kelas 1 s/d kelas 6, sehingga masing-masing relawan mendapat jatah mengajar 4 kelas. Setelah melakukan visitasi beberapa hari sebelum acara dengan para guru, pada hari H kami datang pagi guna mempersiapkan materi dan briefing. Acara dimulai dengan upacara di lapangan, dimana kepala sekolah memperkenalkan kami kepada para siswa.

Acara dilanjutkan dengan langsung masuk ke kelas. Kelas pertama saya adalah kelas 2B, dimulai dengan ice breaking dan meminta mereka menuliskan cita-cita mereka di kertas warna warni. Setelah memperkenalkan diri dan profesi, saya bercerita tentang animasi, sejarah dan pekerjaannya kini. Alhamdulillah mereka tertarik sekali dengan animasi. Saya mempersiapkan beberapa alat peraga dan kertas yang sudah bergambar untuk menunjukkan animasi dasar melalui scroll animation. Dengan metode ini mereka dapat merasakan menjadi animator sendiri dan bereksperimen dengan animasi.

Hal yang sama saya jalankan di kelas 3A, 4C, dan 5A. Salah satu hal yang membuat saya cukup bahagia adalah banyaknya cita-cita yang berubah. Banyak yang menuli cita-cita standard seperti menjadi polisi, tentara dan dokter. Pada akhir jam sekolah, banyak yang merubah kertas cita-cita mereka menjadi salah satu dari profesi 16 orang yang hadir hari itu. Tentunya senang dengan beberapa siswa/i yang ingin menjadi animator.

Perpisahan hari itu pun penuh emosi. Ada yang meminta nomor telepon, ada yang bertanya, ada juga yang menangis. Salah satu pelajaran yang saya dapatkan adalah adanya siswa yang begitu terharu dan menjadi semangat bahwa ia ternyata bisa menjadi apa saja yang ia mau. Selama ini banyak dari mereka yang hanya tahu profesi ayah/ibu mereka dan posisi otoriter.

Kami pun mengucapkan perpisahan dengan para guru, berterima kasih atas waktu yang telah diluangkan. Sebuah proses pembelajaran bagi semua, terutama saya.  Looking forward to next year.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *