Hari Belanja Online Nasional atau yang lebih dikenal dengan Harbolnas, adalah hari yang amat ditunggu oleh toko online, marketplace, dan juga masyarakat yang kini kian terbiasa berbelanja online. Diadakan pada 12 Desember tiap tahunnya, alasan paling partisipasi populer adalah diskon yang besar, dan terbukti tahun ke tahun transaksi pada Harbolnas naik pesat, baik dari volume penjualan, pengguna, dan jumlah penjual yang berpartisipasi.
Menyambut Harbolnas 2018 ini, saya diundang Indonesia Content Marketing Meetup untuk berbicara mengenai konten untuk Harbolnas. Acara yang dimotori oleh GetCraft ini menghadirkan juga CEO Fabelio Aditya Jamaludi, Head of e-Commerce L’oreal Rizkie Maulana, Strategy Director Mirum Yhanuar Purbokusumo dan dimoderator oleh CEO GetCraft Anthony Reza.
Bertempat di Conclave, acara dimulai dengan Aditya Jamaludi yang berbagi mengenai membangun shareable contents dan proses drive to sales melalui penawaran realistis melalui bundling option. Hal sama diutarakan oleh Rizkie Maulana dimana L’oreal melakukan bundling untuk mendapatkan sales tertinggi, dipadukan dengan influencer contents sehingga terasa hemat. Yhanuar Purbokusumo membicarakan sisi user experience dan journey calon pelanggan dalam mengkonversi mereka menjadi pembeli. Cukup berat materi-materinya.
Mengantisipasi para pembicara-pembicara hebat dengan materi berat mereka, maka malam itu saya mempersiapkan topik yang ringan, hanya berangkat dari data Nielsen yang menyatakan bahwa dari 2016 dan 2017 bahwa 89% dari mereka yang melakukan pembelian di Harbolnas sudah tahu mereka akan membeli apa.
Angka impulsive buying akan terus naik tiap tahunnya, namun dengan Harbolnas masih di dominasi oleh pembeli pria, secara habit pria sudah menentukan pilihan dan kesempatan impulse buying baru terjadi jika produk yang mereka incar sudah didapatkan atau tidak bisa didapatkan. Mereka cenderung stalking apa yang akan mereka beli via konten review dan proses discovery.
Lalu ada proses reassurance, khususnya pada masa ZMOT. Saat akan melakukan purchase biasanya ada sedikit keraguan dan mereka akan mencari konten atau dorongan extra untuk mereka menekan tombol beli. Ini bisa dilakukan dengan last moment review atau penawaran terbatas call to action oleh influencer. Contohnya dengan memberikan kode diskon atau benefit lainnya, in essense seperti halnya bundling produk, namun produk bundle tambahan itu berupa extras.
Malam diakhiri dengan QnA peserta yang hadir. Salah satu pertanyaan yang cukup menarik bagi saya adalah dari sebuah portal travel yang menanyakan apakah usaha seperti travel bisa ikut Harbolnas. Tentu saja bisa, services bisa dijual in advance dan harga hotel maupun pesawat dapat di book juga in advance. Pertanyaan ini menarik karena mengingatkan pada masa saya kerja di industri travel saat di Indo.com dan Anglindo.
Thanks ICMM and GetCraft for having me.
Kalau mau undang mas sebagai pembicara apakah mas tertarik? Saya bisa menghubungi kemana? Terima kasih.
Fabelio bukannya tutup ya?